Bintang Neutron



Dalam bintang-bintang yang sangat massif, pembakaran helium menjadi karbon bukanlah mata rantai terakhir dari reaksi nuklir yang terjadi. Intinya cukup panas untuk memulai reaksi nuklir baru. Sederet reaksi fusi nuklir yang rumit dapat memproduksi hasil akhir berupa besi. Setelah terhasilkan besi tak ada kemungkinan untuk mendapatkan energi dari reaksi fusi. Karena besi memiliki energi ikat paling kuat dari semua unsur. Karena itulah besi akan terkumpul di inti bintang sampai seluruh bahan bakar nuklir terbakar habis. Untuk bintang yang bermassa lebih besar dari limit chandrasekhar, prinsip pauli yang diterapkan pada elektron tidak dapat mencegah keruntuhan yang terjadi. Seiring dengan keruntuhan inti besi dari suatu bintang massif, akhirnya elektron disana akan terperangkap sedemikian sehingga jumlahnya cukup untuk memicu terjadinya proses interaksi nuklir lemah. Proses ini merubah proton menjadi netron lewat reaksi elektron, dan proton akan terkonversi menjadi netron dan neutrino. Proses ini sepadan dengan penghilangan proton dan elektron dari inti bintang tersebut, dan memungkinkan energi dalam bentuk neutrino untuk keluar dari bintang tersebut. Begitu proses ini berlangsung untuk mengurangi tekanan prinsip eksklusi pauli yang disebabkan oleh elektron, keruntuhan inti bintang yang hebat dan sangat cepat akan terjadi. Proses keruntuhan dan Supernova yang mungkin terlibat masih menjadi perdebatan, yang jelas hanya tersisa sebuah bola yang terdiri dari netron-netron panas (Neutron Star). Garis tengah bintang neutron hanya belasan kilometer saja, namun memiliki rapat trilyunan kali rapat air. Ia disebut juga dengan Pulsar (pulsating star), karena memancarkan radiasi elektromagnetik dalam bentuk denyutan dengan periode yang teratur, dari hitungan sepersekian detik hingga berhari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar